Banjir Melanda Cirebon: Jalur Pantura Lumpuh, Ratusan Rumah dan Sekolah Terendam

Banjir Melanda Cirebon: Jalur Pantura Lumpuh, Ratusan Rumah dan Sekolah Terendam

Pada akhir Januari 2025, Kabupaten Cirebon di Provinsi Jawa Barat mengalami bencana banjir yang signifikan. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan meluapnya beberapa sungai, mengakibatkan banjir yang merendam berbagai area, termasuk Jalur Pantura dan sejumlah desa. Dampak dari bencana ini sangat dirasakan oleh masyarakat setempat, terutama dalam hal mobilitas dan kerusakan infrastruktur.

Banjir besar melanda Cirebon, menyebabkan Jalur Pantura lumpuh dan merendam ratusan rumah serta sekolah di Pangenan. BPBD melaporkan 15 desa terdampak dengan ketinggian air mencapai 60 cm.

Banjir Menggenangi Jalur Pantura Cirebon

Salah satu dampak paling mencolok dari banjir ini adalah terendamnya Jalur Pantura di wilayah Cirebon. Jalur utama yang menghubungkan Jakarta dengan berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur ini mengalami genangan air yang cukup tinggi, menyebabkan antrean kendaraan yang panjang dan menghambat arus lalu lintas. Menurut laporan dari Republika, banjir ini terjadi akibat luapan Sungai Singaraja yang dipicu oleh hujan deras di Kabupaten Cirebon dan wilayah hulu di Kabupaten Kuningan.

Ketinggian air yang merendam Jalur Pantura mencapai sekitar 60 cm di beberapa titik, membuat banyak kendaraan, terutama jenis sedan dan sepeda motor, kesulitan melintasi area tersebut. Antrean kendaraan pun mengular hingga beberapa kilometer, menyebabkan penundaan yang signifikan bagi para pengendara. Pihak kepolisian dan dinas terkait telah dikerahkan untuk mengatur lalu lintas dan memberikan bantuan kepada pengendara yang terjebak banjir.

Ratusan Rumah dan Sekolah di Pangenan Terendam

Selain menggenangi infrastruktur jalan, banjir juga merendam ratusan rumah dan fasilitas umum di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Desa-desa seperti Japura Lor dan Astanamukti menjadi beberapa wilayah yang terdampak paling parah. Kapolsek Pangenan, AKP Abdul Majid, menjelaskan bahwa banjir ini disebabkan oleh luapan air Sungai Singaraja yang tidak mampu menampung debit air akibat hujan deras yang terus-menerus.

Sekolah-sekolah di wilayah tersebut juga tidak luput dari dampak banjir. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan sementara karena ruang kelas terendam air. Para siswa diimbau untuk tetap berada di rumah hingga kondisi membaik. Pihak sekolah bersama dengan masyarakat setempat bergotong royong untuk membersihkan fasilitas pendidikan setelah air surut.

BPBD: 15 Desa di Cirebon Terendam Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon melaporkan bahwa total ada 15 desa di tujuh kecamatan yang terendam banjir akibat curah hujan tinggi dan meluapnya beberapa sungai, termasuk Sungai Ciputih, Singaraja, dan Ciberes. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, menyatakan bahwa banjir ini berdampak pada 5.685 jiwa dari 3.280 kepala keluarga.

Ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 70 cm, tergantung pada topografi dan jarak dari aliran sungai. Beberapa desa yang terdampak antara lain Desa Japura Lor, Astanamukti, dan Pengarengan. BPBD bersama dengan instansi terkait telah mendirikan posko-posko pengungsian dan menyediakan bantuan logistik bagi warga yang terdampak.

Penyebab dan Faktor Pemicu Banjir

Banjir yang melanda Kabupaten Cirebon ini dipicu oleh beberapa faktor utama. Curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama menjadi penyebab utama meningkatnya debit air di sungai-sungai wilayah tersebut. Selain itu, kondisi geografis Cirebon yang berada di dataran rendah membuatnya rentan terhadap genangan air saat terjadi hujan deras.

Faktor lain yang berkontribusi adalah alih fungsi lahan dan berkurangnya daerah resapan air. Pembangunan yang tidak terkontrol di daerah hulu menyebabkan berkurangnya area yang mampu menyerap air hujan, sehingga air langsung mengalir ke sungai dan meningkatkan risiko banjir di daerah hilir. Selain itu, sedimentasi dan kurangnya pemeliharaan sungai juga mengurangi kapasitas tampung aliran air, yang pada akhirnya menyebabkan luapan saat debit air meningkat.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Banjir ini memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Cirebon. Terendamnya Jalur Pantura menyebabkan gangguan distribusi barang dan mobilitas orang, yang berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi, terutama bagi sektor logistik dan perdagangan.

Bagi masyarakat di desa-desa terdampak, banjir menyebabkan kerusakan pada rumah, perabotan, dan lahan pertanian. Banyak warga yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, meninggalkan harta benda

#BanjirCirebon #JalurPantura #Pangenan #BPBDCirebon #BencanaAlam

Komentar

Postingan Populer